Adat istiadat Jawa Barat yang bertahan hingga saat ini
Budaya Jawa Barat atau suku Sudan benar-benar sangat menarik untuk dipertimbangkan bersama. Khusus bagi Anda yang tinggal di luar Jawa Barat, Anda akan melihat daya tarik khusus dari kebiasaan yang terpapar. Setiap daerah pada dasarnya memiliki budaya yang diwariskan oleh nenek moyang sebelumnya.
Banyak adat istiadat ditinggalkan, tetapi ada yang bertahan hari ini. Budaya ini mendominasi kehidupan publik masyarakat Sudan, mulai dari hubungan persaudaraan, pernikahan, penyelenggaraan acara-acara tertentu dan diakhiri dengan panggilan keluarga. Semua adat istiadat memiliki sejarah yang cukup panjang sejauh ini.
Dari sekian banyak adat istiadat yang dimiliki Jawa Barat, anda akan mengenal 5 budaya yang paling umum, karena massa merekabertahan hingga saat ini. Ini bervariasi dari sistem kedekatan hingga upacara atau sunat.
Sistem Kedekatan Jawa Barat
Adat istiadat Jawa Barat pertama yang akan kita bicarakan terkait dengan sistem farfnie. Sistem kekerabatan yang berlaku di suku Sudan bersifat bilateral, yang berasal dari ayah dan ibu. Seperti budaya lain, orang Sudan menganggap Anda sebagai kepala keluarga.
Sistem yang sangat inklusif ini juga dekat dengan peran Islam, yang mempengaruhi budaya di suku Sudan. Ada istilah yang disebut Pancakaki, yang digunakan untuk menggambarkan kedekatan. Bagi anda yang sundan, sebaiknya anda dikenal dengan istilah ini seperti yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain Pankakaki, kamu juga akan mengenal istilah Sarsila (Silsilah atau Salsila) dan Sejarah. Kedua istilah ini memiliki arti yang hampir sama, yaitu pedipre atau strain. Ketiga istilah ini sering digunakan ketika membahas sistem kekerabatan yang digunakan oleh masyarakat Sudan.
Penduduk Jawa Barat juga memiliki panggilan kepada kerabat mereka, seperti ayah, ibu, paman, bibi, saudara laki-laki, saudara perempuan, kakek-nenek, dan sebagainya. Sistem cinta semacam ini benar-benar dipertahankan hari ini. Maka tak heran jika masih banyak orang Jawa Barat yang mengikuti sistem ini.
Upacara tradisional kota Serene
Budaya Jawa Barat yang tak kalah menarik untuk dipelajari adalah upacara Kota Serena. Budaya tradisional Jawa Barat ini dilakukan dengan mengangkut padi atau sebagai pare dari sawah ke gantungan padi (leuit), menggunakan piculan khusus yang disebut rengkong, diiringi dengan musik tradisional tawon.
Ini akan diikuti oleh pertemuan yang disebut Rigan, yang dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah dan tetua adat atau tokoh masyarakat. Produk yang dibawa ke upacara Seren Taun merupakan simbol doa syukur kepada Tuhan atas kehadiran pejabat atau pejabat setempat di wilayah Jawa Barat.
Adat Jawa Barat ini merupakan upacara menyampaikan kabar baik tentang kelimpahan tanaman padi atau tanaman dan kesejahteraan yang telah dicapai masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Untuk upacara adat ini dilakukan tidak hanya sekali, tetapi juga untuk waktu tertentu sesuai dengan adat istiadat.
Salah satu ciri khas Kota Serena adalah proses seba. Prosesi ini dilakukan dengan menyerahkan seluruh hasil pertanian yang telah diperoleh sehingga dapat dinikmati oleh aparat dan tokoh masyarakat yang datang ke acara tersebut. Setiap orang yang datang ke upacara akan merasakan kebahagiaan bersama.
Upacara Tinkeban dari Jawa Barat
WEBID :
- percetakansurabaya.co.id
- idcop.id
- theolive.id
- wartabali.co.id
- gopher.co.id
- scouts.id
- arenagame.co.id
- jakartaforum.co.id
- sanghyangseri.co.id
- ArenaGame.co.id
- khalifagrass.co.id
- nixma.id
- rhbinvest.co.id
- forjasida.id
- murahan.id
- sapnudin.co.id
- grahajurnal.id
- intrace.id
- project6id.co.id
- directory.co.id
- kepripos.co.id
- webpro.co.id
- kka.co.id
- everlite.id
- visualisasi.id
- itsforex.id
- fsii.co.id
Budaya Jawa Barat lainnya yang menarik untuk dijelajahi adalah upacara Tinkeban. Upacara ini diadakan untuk seorang ibu yang sedang mengandung bayi berusia 7 bulan. Upacara Tingkeban ini digelar sebagai bentuk doa demi keselamatan ibu dan janin yang terkandung di dalam kandungannya.
Istilah Tingkeban memiliki arti tertentu, yaitu tutup yang berasal dari kata utamanya, Tingkeb. Arti istilah ini menggambarkan seorang ibu yang sedang hamil 7 bulan tidak diperbolehkan bergaul dengan suaminya. Bahkan, dalam waktu 40 hari setelah kelahiran, itu masih tidak diperbolehkan.
Tujuan dari adat Jawa Barat ini adalah untuk mencegah ibu bekerja keras, karena perut semakin besar. Seperti yang Anda ketahui, adanya hubungan antara suami dan istri akan membuat ibu kelelahan dan kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan anak, serta ibu itu sendiri.
Dalam tujuh bulan, rahim akan lebih sulit sampai kelahiran nanti. Budaya Jawa Barat bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin di dalamnya, agar hal buruk tidak terjadi, sehingga ada aturan yang harus ibu buat.
Upacara libur maritim tradisional
Budaya Jawa Barat lainnya yang bertahan hingga saat ini adalah upacara festival laut tradisional. Upacara ini tidak diadakan di mana pun, melainkan di daerah Pangandaran Chiamis dan Pelabuhan Ratu Sukabumi. Jika Anda berkunjung ke sini, jangan lewatkan untuk melihat upacara adat diadakan.
Seremoni sea holiday ini digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas seafood yang diambil. Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang berpartisipasi dalam upacara adat ini cenderung menjadi nelayan yang menggunakan pelayaran ketika bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.
Tak hanya sebagai ungkapan rasa syukur, adat Jawa Barat ini juga dimaksudkan sebagai syarat keselamatan bagi nelayan.
Demi keselamatan para nelayan tersebut, upacara adat ini digelar agar bisa membawa hasil yang melimpah. Kursus kebiasaan ini sangat menarik untuk dilihat dan dipelajari. Jadi tidak ada salahnya datang dan pergi untuk upacara prosesi adat yang bertahan hingga saat ini.
Upacara dakwah atau sunat
Budaya Jawa Barat ini masih digelar hingga saat ini, yaitu upacara sepitana atau khitanan. Upacara adat ini digelar dengan tujuan menghilangkan semua polutan sebagai sarana vital sunat mempelai wanita agar lebih bersih. Anda dapat memenuhi budaya ini di beberapa daerah.
Budaya ini juga dikaitkan dengan keyakinan agama Islam, di mana salah satu syarat bagi umat Islam adalah melakukan ritual sunat, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Upacara ini diadakan ketika anak laki-laki berusia 6 tahun dan ketika anak perempuan masih bayi, jangan malu nanti.
Upacara ini biasanya dilakukan dengan mengundang paragon, kerabat dan tetangga pengantin wanita yang disunat untuk disunat. Ya, akan ada perayaan dalam upacara adat ini, sehingga pengantin yang disunat merasa bahagia dan meringankan rasa sakit setelah vitalitasnya dibersihkan.
Masih banyak adat istiadat dari daerah Jawa Barat yang bertahan hingga saat ini, dan Anda akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentangnya. Jika Anda memiliki keluarga dari Jawa Barat, Anda harus mengetahui beberapa adat istiadat Jawa Barat yang disebutkan di atas.